bencana-kekeringan_001

Efek ekstrem periode kemarau kelihatannya semakin nampak nyata. Di depan mata, bencana kekeringan merata. Hujan yg nihil tatkala sekian banyak bln terakhir sudah menguapkan drastis kandungan air tanah di Indonesia. Tidak cuma di daerah pesisir saja, kekeringan bahkan mencapai ke daerah hulu, wilayah yg mestinya jadi area tadah hujan & penyerapan air.

Bencana kekeringan bukan lagi isapan jempol, menjelang bln Agustus ini, kekeringan thn 2015 diperkirakan jadi bencana kekeringan panjang di bandingkan tahun-tahun pada awal mulanya. Th dulu, prediksi banyaknya pakar cuaca yg mengemukakan fenomena El Nino dapat menghampiri Indonesia di th 2015 ini terbukti betul adanya. El Nino sudah meniupkan jauh uap air di Indonesia menuju ke arah Pasifik. Akibatnya, tidak ada potensi pembentukan awan hujan yg kelihatan di langit Indonesia. Clear Clouds, and Visbility more than 10 kilo meter.

Imbasnya, tidak ada hujan yg menyapa sebahagian agung tanah Indonesia sejak 3 bln dulu. Air tanah juga berkurang drastis. Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sudah menyebut 12 propinsi di Indonesia mengalami kekeringan parah. Sekian Banyak di antaranya bahkan mengalami defisit air.

Berdasarkan data yg dilansir dari page National Geographic, wilayah-wilayah yg mengalami kekeringan tersebut meliputi 77 Kab kota & 526 kecamatan di jabar, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Sumatra Selatan & Sulawesi Selatan.

diluar itu, hasil kajian keseimbangan air pula menunjukkan gejala darurat kekeringan. Hri ini, wilayah Bali, Jawa & Nusa Tenggara mengalami defisit air yg mengkhawatirkan. Artinya, kesediaan air tanah & air bersih yg bersumber dari manapun di Bali, Jawa, & Nusa Tenggara telah tak mencukupi keperluan harian.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan, secata kuantitatif defisit air terutama di Jawa & Bali mencapai 18,79 milliar m kubik.

Macam Mana menanggapi darurat bencana kekeringan ini?

selama ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana & bermacam macam Instansi kemanusiaan lain telah bahu membahu menunjang memasok keperluan air bersih ke banyaknya daerah yg berada dalam jenis darurat kekeringan. Bisnis jangka pendek dilakukan bersama memenuhi kepentingan air bersih lewat tangki-tangki air & perbaikan pipa bocor & bak penampungan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperkirakan, seluruhnya bisnis mengatasi darurat kekeringan ini perlu dana tidak kurang dari Rupiah 75 miliar.

Tapi business jangka pendek itu dinilai tetap kurang efektif. Apabila cuma memberikan pertolongan air bersih kala kekeringan melanda sama saja dgn cuma menambal ban bocor namun tidak mencabut paku dari dalam bannya. Satu bisnis jangka panjang yg urgent buat disegerakan merupakan memberdayakan warga biar menyadari pentingnya fungsi waduk yang merupakan penampungan air.

Lebih-lebih yg paling mutlak yakni menetapkan komitmen dengan seluruh pihak utk memperbaiki mutu lingkungan. Sewaktu ini kecepatan perbaikan mutu lingkungan lebih lambat dibanding degradasi lingkunganya. (CAL)

Sumber